Logo Makna Media
Makna Media
Tema
Berita oleh Muhammad Faishal pada Sabtu, 21 Juni 2025 pukul 07.58

Gudang Garam Terancam Bangkrut Setelah Laba Merosot Tajam

Penurunan laba Gudang Garam hingga di bawah Rp1 triliun memicu kekhawatiran kebangkrutan, dipicu cukai tinggi dan maraknya rokok ilegal.

Gudang Garam Terancam Bangkrut Setelah Laba Merosot Tajam
Tangkapan layar web gudanggaramtbk.com

PT Gudang Garam Tbk (GGRM), produsen rokok kretek terbesar kedua di Indonesia, menghadapi ancaman kebangkrutan setelah mencatatkan laba bersih hanya Rp981 miliar pada 2024—anjlok 81 persen dibanding tahun sebelumnya—dan hanya Rp104 miliar di kuartal I 2025, turun 82 persen year‑on‑year. Penurunan drastis ini menempatkan perusahaan dalam posisi likuiditas yang sangat tipis, memicu kekhawatiran gagal bayar utang dan terancam ditutup paksa jika tren negatif berlanjut.

Penurunan laba bersih PT Gudang Garam Tbk sepanjang 2024 dipicu oleh penurunan pendapatan 17 persen menjadi Rp99 triliun, sementara beban cukai dan pajak rokok melonjak hingga Rp74 triliun, setara hampir 75 persen dari total pendapatan. Segmen non‑rokok juga mencatat kerugian, dengan infrastruktur dan karton membengkak kerugiannya masing‑masing Rp377 miliar dan Rp104 miliar.

Analis Sinarmas Sekuritas, Vita Lestari, menilai tren “downtrading” konsumen ke rokok murah semakin menekan penjualan Sigaret Kretek Mesin (SKM), yang selama ini menyumbang 89 persen pendapatan GGRM. “Tekanan margin akan berlanjut hingga semester II; gagal menaikkan harga jual tanpa kehilangan volume menjadi tantangan utama,” ujarnya dalam riset pasar terbaru.

Menurut Hendra Wardana, pendiri Stocknow.id, lemahnya permintaan domestik dan tingginya biaya operasional akibat kebijakan cukai berlapis bisa mempercepat risiko insolvensi perusahaan. “Jika likuiditas terus terkikis dan manajemen tak segera menyesuaikan struktur biaya, risiko gagal bayar semakin nyata,” jelas Wardana.

Manajemen GGRM telah menunda pembagian dividen sejak 2024 untuk mempertahankan modal kerja, namun langkah ini belum berhasil menahan tekanan arus kas. Sementara itu, maraknya peredaran rokok ilegal yang dijual jauh di bawah harga pasar resmi turut merusak pangsa pasar GGRM dan membebani margin keuntungan.

Investor dan pemegang saham kini menunggu rencana pemulihan perusahaan yang meliputi renegosiasi utang, efisiensi operasional, serta diversifikasi usaha. Jika tak ada kebijakan strategis yang menyeluruh, prospek kebangkrutan PT Gudang Garam Tbk bakal menjadi kenyataan dalam 12–18 bulan ke depan.

Topik