Logo Makna Media
Makna Media
Tema
Berita oleh Muhammad Faishal pada Selasa, 27 Mei 2025 pukul 23.12

Nvidia Siap Luncurkan Chip AI Berbiaya Terjangkau Berbasis Blackwell untuk Pasar China

Nvidia akan meluncurkan varian chipset AI dengan harga lebih rendah untuk pasar China mulai Juni 2025, mematuhi pembatasan ekspor AS sambil mempertahankan ekosistem CUDA yang kuat.

Nvidia Corporation berencana meluncurkan varian berbiaya lebih rendah dari arsitektur GPU Blackwell yang ditujukan khusus untuk pasar Tiongkok, dengan harga berkisar antara Rp97 jutaan hingga Rp120 jutaan. Produk ini diposisikan di bawah GPU H20 yang saat ini dijual di rentang harga Rp150 jutaan hingga Rp180 jutaan. Produksi massal dijadwalkan dimulai pada Juni 2025 melalui pabrik mitra di kawasan Asia, termasuk Taiwan dan Tiongkok daratan.

Langkah ini merupakan respons terhadap pembatasan ekspor dari pemerintah Amerika Serikat yang mulai April 2025 melarang pengiriman GPU H20 berperforma tinggi ke Tiongkok. Untuk memenuhi persyaratan regulasi tersebut, varian baru ini akan memiliki spesifikasi yang disesuaikan, termasuk penggunaan memori GDDR7 standar dan tidak menggunakan teknologi kemasan CoWoS (Chip-on-Wafer-on-Substrate). Bandwidth memori diperkirakan berada di kisaran 1,7 hingga 1,8 terabyte per detik, sesuai dengan batas maksimum yang diizinkan.

Tiongkok mencatatkan kontribusi sekitar 13 persen terhadap pendapatan tahunan Nvidia pada tahun fiskal terakhir. Namun, pangsa pasarnya di negara tersebut telah menurun dari 95 persen menjadi sekitar 50 persen sejak 2022 akibat regulasi ekspor yang diberlakukan. Menurut sejumlah analis, peluncuran varian dengan harga terjangkau ini menjadi langkah strategis untuk mempertahankan dominasi Nvidia dalam ekosistem CUDA di Tiongkok serta memperlambat penetrasi produk dari produsen lokal seperti Huawei dan Iluvatar CoreX.

Juru bicara Nvidia menyampaikan bahwa desain akhir GPU ini masih dalam tahap evaluasi dan akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari otoritas Amerika Serikat. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk berinovasi dalam kerangka peraturan yang berlaku, sambil menjawab kebutuhan pasar Tiongkok yang diperkirakan bernilai hingga Rp750 triliun dalam infrastruktur pusat data sepanjang 2025. Nvidia juga mengungkapkan bahwa stok GPU H20 yang tidak dapat dijual ke Tiongkok telah menyebabkan potensi kerugian senilai Rp67 triliun serta menahan potensi pendapatan hingga Rp120 triliun pada kuartal mendatang.

Di sisi pengguna, sejumlah perusahaan AI di Tiongkok menyambut rencana ini dengan harapan bahwa performa GPU tetap memadai untuk menjalankan beban kerja inferensi berskala besar. Meski beberapa insinyur memperkirakan kemungkinan peningkatan latensi akibat spesifikasi yang dipangkas, banyak yang menilai bahwa solusi ini tetap lebih kompetitif dibandingkan opsi domestik yang masih dalam tahap pengembangan.

Dengan strategi pengembangan produk yang patuh terhadap peraturan dan penetapan harga yang lebih kompetitif, Nvidia berupaya mempertahankan posisinya sebagai penyedia infrastruktur AI global sambil merespons tantangan dari kompetitor dalam negeri di Tiongkok.

Topik

Advertisement