Ribuan roket balistik Iran meluncur ke wilayah Israel dalam gelombang serangan pada dini hari 14 Juni 2025 dan sejumlah di antaranya berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome sebelum menghantam kawasan permukiman di Tel Aviv dan sekitarnya. Serangan ini menandai peningkatan skala konflik setelah serangkaian serangan udara Israel ke fasilitas nuklir dan militer Iran yang disebut Operasi Rising Lion.
Menurut militer Israel, lebih dari 400 roket dan drone diluncurkan sebagai serangan balasan, namun Iron Dome hanya mampu mencegat sebagian besar. Beberapa roket yang lolos menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan sipil dan melukai 63 orang, sebagian besar akibat pecahan serpihan, kata layanan medis setempat. Juru bicara IDF menegaskan bahwa meski kerusakan terbatas, sistem pertahanan Israel menghadapi tantangan dengan lonjakan volume dan kecepatan serangan.
Pemerintah Iran menyatakan serangan tersebut sebagai aksi balasan yang sah setelah kematian beberapa komandan tinggi IRGC dan ilmuwan nuklir dalam serangan udara Israel. “Kami akan terus melancarkan serangan sampai agresi Israel berhenti,” kata juru bicara Angkatan Bersenjata Iran. Di pihak lain, pemerintah Israel mengecam tindakan itu sebagai “provokasi yang membahayakan stabilitas regional” dan menegaskan akan menindak tegas setiap pelanggaran kedaulatan.
Komunitas internasional merespons antara lain mengecam eskalasi. Dewan Keamanan PBB dijadwalkan menggelar pertemuan darurat untuk membahas situasi. Sementara Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh kepada Israel dalam mempertahankan diri, namun juga mengimbau kedua belah pihak menahan diri agar tak meluas menjadi perang terbuka yang dapat mengganggu keamanan global.
Respon