Logo Makna Media
Makna Media
Tema
Berita oleh Muhammad Faishal pada Ahad, 29 Jun 2025 pada 3:39 PTG

OpenAI dan Google Mengejutkan Dunia dengan Aliansi Cloud meski Berseteru dalam AI

OpenAI resmi bermitra dengan Google Cloud sejak Mei 2025 bagi mendukung ChatGPT, mengurangi ketergantungan pada Microsoft.

OpenAI dan Google Mengejutkan Dunia dengan Aliansi Cloud meski Berseteru dalam AI

Pada bulan Mei 2025, OpenAI secara resmi menandatangani perjanjian strategis dengan Google Cloud, membuka babak baru dalam dunia kecerdasan buatan (AI) serta infrastruktur awan global. Kerjasama ini memungkinkan OpenAI mengakses layanan canggih Google Cloud demi memenuhi lonjakan kebutuhan komputasi, terutama untuk pelatihan dan pengoperasian model AI generatif seperti ChatGPT. Selama ini, OpenAI dikenal sangat mengandalkan layanan cloud Microsoft Azure dan GPU milik Nvidia untuk mendukung riset serta produk mereka.

Kolaborasi Lintas Kompetitor

Kesepakatan ini menjadi sorotan karena mempertemukan dua raksasa teknologi yang berkompetisi ketat di industri AI. Meski begitu, kolaborasi ini juga merefleksikan pragmatisme bisnis di tengah kebutuhan sumber daya cloud dan komputasi yang terus meningkat pesat. OpenAI mendapatkan akses ke Tensor Processing Units (TPU) Google, hardware yang dirancang khusus untuk memproses beban kerja machine learning secara efisien.

Langkah Strategis untuk Diversifikasi

Peran Microsoft Azure memang masih krusial dalam ekosistem OpenAI, tetapi seiring pertumbuhan drastis pengguna ChatGPT, OpenAI didorong untuk tidak mengandalkan satu pemasok saja. Sejak awal 2025, OpenAI juga sudah mulai menjajaki kemitraan dengan Oracle serta mengembangkan superkomputer Stargate bersama Microsoft dan CoreWeave. Diversifikasi ini penting guna menyeimbangkan biaya operasional yang terus meroket dan merespons dinamika pasar yang sangat kompetitif.

Dampak untuk Google Cloud

Bagi Google Cloud, kolaborasi ini merupakan kemenangan prestisius sekaligus peluang untuk mendemonstrasikan keunggulan TPU dan memperlebar pangsa pasar layanan cloud mereka. Sebelumnya, Google Cloud memang selalu bersaing dengan Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure. Dengan kesepakatan ini, Google Cloud dapat membuktikan kemampuan mereka menampung beban kerja AI berskala raksasa.

Transformasi Model Bisnis AI

Aliansi ini menandai pergeseran besar dalam pola persaingan di industri AI. Jika sebelumnya perusahaan raksasa cenderung mengutamakan eksklusivitas, kini mereka mulai membangun ekosistem yang lebih terbuka dan kolaboratif. Langkah OpenAI memilih pendekatan multi-vendor menjadi preseden penting yang mungkin diikuti berbagai perusahaan lain ke depannya.

Kolaborasi semacam ini juga memacu lahirnya inovasi baru, mempercepat pengembangan teknologi AI yang dapat dinikmati secara lebih luas oleh industri, akademisi, dan masyarakat. Pasar layanan cloud diperkirakan akan semakin dinamis karena setiap pemain kini dituntut terus unjuk keunggulan.

Skala Finansial dan Potensi Jangka Panjang

Eksekutif OpenAI dan Google memang enggan membeberkan nilai serta detail lengkap kontrak mereka. Walau begitu, analis memperkirakan bahwa pemasukan tahunan OpenAI telah menembus RM47 miliar (sekitar 10 bilion dolar AS), dan langkah diversifikasi penyedia cloud ini dipandang sangat vital bagi stabilitas bahkan kelangsungan jangka panjang layanan AI mereka di tengah ketergantungan pada perangkat keras khusus.

Implementasi pendekatan multi-cloud tidak hanya menekan risiko keeksklusifan bisnis, tapi juga mengefisienkan biaya dan mendorong eksperimen teknologi baru. Fenomena ini diprediksi akan mempercepat tempo adopsi AI lintas sektor, termasuk keuangan, pendidikan, kesehatan, dan hiburan.

Topik