Logo Makna Media
Makna Media
Tema
Artikel oleh Tahirah pada Jumat, 13 Juni 2025 pukul 01.50

Mengapa The Silmarillion Adalah Fiksi Yang Lebih Bermoral Daripada ASOIAF?

Moralitas dalam dua karya hebat antara J. R. R. Tolkien dan G. R. R. Martin, antara The Silmalirillion dan ASOIAF.

Mengapa The Silmarillion Adalah Fiksi Yang Lebih Bermoral Daripada ASOIAF?
Morality between The Silmalirillion and ASOIAF

Pecinta buku dan para kutu buku tidak mungkin tak tahu mengenai dua karya epik The Silmarillion dan A Song Of Ice And Fire, dua karya dengan tema gelap, kejatuhan, tipu daya, dipenuhi dengan karakter-karakter kompleks dan tragedi sebagai inti dari cerita.

Tetapi saat kita membaca The Silmarillion,  kita akan diajak ke dunia yang meskipun kelam dan penuh tragedi, kisah ini masih memiliki secercah cahaya. 
Cahaya dari nilai-nilai yang jelas, di mana setiap kisah dari para karakter di dalamnya masih memiliki pengorbanan, penderitaan dan harapan untuk tetap berada di jalan yang benar.

Sebaliknya, ketika kita membaca A Song Of Ice and Fire ada perasaan seperti terjebak di dalamnya, di dalam dunia tanpa kepastian, seperti halnya kehormatan yang kemudian berakhir di tangan eksekutor dan kejahatan masih terus bertahta.

The Silmarillion memang penuh dengan perang,  kegagalan, dan pengkhianatan tetapi setiap tindakan memiliki konsekuensi moral di dalamnya. Si ikonik Feanor dan anak-anaknya sebagai contoh, mereka dihukum bukan karena mereka gagal tetapi karena mereka telah melanggar tatanan yang suci demi kesombongan mereka.

Sementara di dunia G.R.R Martin, kejahatan adalah satu-satunya hal yang benar yang bisa dilakukan untuk tetap bertahan hidup. Seolah-olah memberitahu pembacanya bahwa untuk hidup di dunia yang rusak kau juga harus ikut rusak.

Bagi Tolkien dunia mungkin memiliki sistem yang rusak tapi bukan berarti dunia yang rusak itu harus diisi oleh orang-orang yang juga rusak. Di The Silmarillion di tengah sistem yang hancur dan kejatuhan yang berkepanjangan masih ada Finrond Felagund yang akan mati demi manusia yang bahkan bukan bangsanya dan bahwa penderitaan karena berada di jalan yang benar tidak akan pernah sia-sia.

Sedangkan di Westeros cinta bisa menjadi sesuatu yang tak bermoral dan kebaikan seperti milik Ned Stark tak membawa keselamatan dan berakhir sia-sia.

Kesimpulan

Masuk untuk membuka bagian ini.
Akses lengkap ke konten ini hanya tersedia untuk pengguna terdaftar.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Penutup

Pada akhirnya, meskipun kedua kisah ini menampilkan tragedi, karakter yang kompleks dan dunia yang kaya, The Silmarillion tetap membiarkan cahaya untuk bertahan sementara ASOIAF membiarkan cahaya dan moralitas tenggelam dalam abu-abu dan kecekatan dunia.

Topik

Tahirah

Tahirah

An author

Lihat Profil

Tanggapan