Sejumlah kontraktor keamanan asal Amerika Serikat yang bekerja di bawah naungan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dituduh menggunakan peluru tajam dan granat kejut untuk menghalau warga sipil Palestina yang berebut bantuan pangan di beberapa titik distribusi di Jalur Gaza akhir Juni 2025.
Menurut laporan Associated Press, dua kontraktor anonim menyerahkan rekaman video dan foto yang menunjukkan dugaan tembakan langsung ke arah kerumunan serta penggunaan granat kejut dan semprotan merica untuk membubarkan antrian panjang warga lapar. Saksi mata menyebut suara tembakan begitu dekat hingga menimbulkan kepanikan massal.
GHF segera membantah tudingan tersebut. Dalam pernyataan resmi, yayasan ini mengklaim semua personel telah mendapat pelatihan crowd control nonmematikan dan menyatakan setiap suara tembakan berasal dari pasukan militer Israel di luar area distribusi. GHF juga menyebut investigasi internal menemukan tidak ada penggunaan peluru tajam oleh kontraktor mereka.
Kantor Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) melaporkan sedikitnya 613 orang tewas atau terluka di sekitar lokasi distribusi bantuan, di mana 509 kasus terjadi di pos yang dioperasikan GHF. PBB menilai operasi yang melibatkan kontraktor swasta ini melanggar prinsip kemanusiaan netralitas dan memicu krisis kepercayaan di kalangan masyarakat Gaza.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan tengah menelaah laporan terbuka AP dan data PBB, sembari menekankan komitmen Amerika Serikat pada perlindungan warga sipil serta prosedur kontrak yang mengharuskan standar tinggi bagi semua penyedia jasa keamanan.
Menurut para analis kemanusiaan, insiden ini memperparah kekurangan pangan dan menambah trauma bagi penduduk Gaza yang telah mengalami blokade panjang dan konflik berkepanjangan. Para organisasi lokal menyerukan penyelidikan independen dan akuntabilitas penuh agar warga sipil tidak kembali menjadi sasaran kekerasan.
Tanggapan