Logo Makna Media
Makna Media
Tema
Berita oleh Azizul Qodri pada Minggu, 22 Juni 2025 pukul 11.31

Konflik Iran–Israel Memanas: Serangan Udara, Balasan Rudal, dan Ancaman Krisis Global

Iran dan Israel saling serang, AS ikut campur. Dunia khawatir konflik ini bisa berubah menjadi perang besar. Simak kronologinya di sini.

Konflik Iran–Israel Memanas: Serangan Udara, Balasan Rudal, dan Ancaman Krisis Global
Konflik Iran-Israel Memanas Sumber: Getty Images

PANGKALPINANG, 22 Juni 2025 – Konflik bersenjata antara Iran dan Israel memasuki babak baru setelah serangkaian serangan udara dan rudal saling dilancarkan. Ketegangan regional meningkat drastis ketika Amerika Serikat secara terbuka terlibat dalam konflik, menyerang fasilitas nuklir Iran yang dianggap strategis.

Dalam pernyataan yang mengejutkan dunia internasional, mantan Presiden AS Donald Trump mengonfirmasi bahwa militer AS telah menghancurkan tiga fasilitas nuklir utama Iran—termasuk Natanz dan Fordow—dengan menyebutnya sebagai langkah “penghancuran total.” Langkah ini disebut sebagai dukungan langsung terhadap Israel dalam rangka menonaktifkan program nuklir Iran yang selama ini dikhawatirkan komunitas internasional.

Sebagai respons atas serangan tersebut, Iran meluncurkan puluhan rudal balistik ke berbagai titik strategis di Israel. Salah satu serangan terbesar terjadi di Kota Beersheba, dengan Soroka Medical Center menjadi sasaran dan mengalami kerusakan signifikan. Beberapa warga sipil dilaporkan terluka, memicu kekhawatiran akan meluasnya korban non-militer di kedua negara.

Sementara itu, Israel mengintensifkan serangan melalui Operasi Rising Lion, mengerahkan lebih dari 200 pesawat tempur untuk menghantam lebih dari 100 target di Iran, termasuk markas militer dan pusat penelitian nuklir. Dalam beberapa laporan yang dikutip dari sumber intelijen, Mossad juga diduga terlibat dalam operasi sabotase dan penggunaan drone sebagai bagian dari perang hibrida.

Situasi ini memicu keprihatinan global. Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mendesak kedua belah pihak segera menghentikan eskalasi. “Dunia tidak bisa membiarkan konflik ini berkembang menjadi perang regional atau bahkan lebih luas,” ujarnya dalam sesi darurat Dewan Keamanan PBB.

Selain aspek militer, dampak ekonomi mulai dirasakan. Harga minyak melonjak tajam, sementara indeks saham global mengalami tekanan. Ketidakpastian geopolitik menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas di Timur Tengah dan ancaman terhadap jalur perdagangan internasional.

Sejumlah negara, termasuk Inggris dan Jerman, telah mengeluarkan seruan agar semua pihak kembali ke meja perundingan. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda deeskalasi dari kedua negara, sementara masyarakat internasional terus memantau perkembangan dengan cemas.

Topik